Nelayan dan Profesor

Pada suatu sore, seorang profesor berencana menyeberang ke sebuah pulau. Tapi karena hari sudah sore maka seluruh kapal sewaan sudah tidak beroperasi, maka sang profesor terpaksa mencarter sebuah perahu kecil seorang nelayan, yang hanya bisa dimuat oleh 2 orang saja.

Setelah tawar menawar, maka mereka pun berangkat. Di perjalanan sambil menikmati suasana laut, yang tenang dan angin sepoi-sepoi, sang profesor bertanya kepada sang nelayan:,”apakah bapak mengerti matematika?”, sang nelayan menjawab, ”saya tidak pernah sekolah dan tidak tahu apa itu matematika”. Mendengar jawaban si nelayan, sang profesor berkata, ”itu berarti anda telah kehilangan ¼ kehidupan ini”, kata si profesor dengan angkuhnya. Lalu sang profesor bertanya lagi, ”kalau fisika bagaimana?”. Lalu jawab si nelayan, ”apalagi fisika,dengar saja belum pernah”. Lalu kata sang profesor ”berarti bapak telah kehilangan ¼ kehidupan lagi”. Mendengar jawaban si nelayan, sang profesor bertanya lagi ”bagaimana kalau kimia, apa bapak tahu?”. Kemudian jawab si nelayan lagi dengan polosnya ”waduh bapak profesor ini pertanyaannya, kok saya tidak tahu semua, memangnya kimia itu apa?”. Sang profesorpun dengan senyum angkuh, berkata "berarti secara keseluruhan anda telah kehilangan ¾ kehidupan ini”. Si nelayan pun tersenyum kecut, merasa dianggap bodoh.

Tiba-tiba langit gelap, dan badai melanda lautan, angin kencang disertai hujan yang menerpa perahu kecil mereka, perahu yang ditumpangi terombang-ambing ke kiri dan ke kanan, air masuk ke dalam perahu. Sang profesor ketakutan setengah mati, dan dalam ketakutan bertanya kepada si nelayan "tolong selamatkan saya?". Si nelayan dengan tenang dan tersenyum, bertanya "apakah pak profesor bisa berenang?”. Jawab si profesor dengan gemetar ”saya tidak bisa berenang!”. Lalu si nelayan berkata "kalau anda tidak bisa berenang, dan perahu ini tenggelam, maka anda bukan saja kehilangan ¼ atau  ¾ kehidupan tapi seluruh kehidupan anda”. Lalu si nelayan berkata lagi "tenang, saya akan menyelamatkan anda, dan berdoalah pada Tuhan agar kita bisa selamat ke darat".

sumber:
  • dikutip dan diedit, dari khotbah Pastor pada Misa di Gereja Katedral Larantuka, Nusa Tenggara Timur.
  • derosaryebed

Tidak ada komentar:

Posting Komentar