Kisah Uang Seribu dan Seratus Ribu

Pada suatu ketika selembar uang seribu dan selembar uang seratus ribu bertemu kembali setelah beberapa tahun berpisah, di dalam sebuah dompet milik seseorang.
Si uang seribu bertanya kepada uang seratus ribu, "mengapa tubuhmu tetap bersih dan rapi, sehingga kau terlihat selalu seperti baru, wahai uang seratus ribu ?". 
"Ya benar, karena aku begitu keluar dari bank, dipegang oleh orang-orang kaya yang sangat menyayangi uangnya, dan aku beredar di kalangan atas, para pengusaha, pejabat dan kalangan artis", "mereka menyangiku sehingga aku disimpan di dalam dompet maupun tas secara rapi", jawab si uang seratus ribu dengan bangganya. Lalu dia balik bertanya kepada si uang seribu, "sedangkan kau, mengapa sekarang begitu lusuh, kumal dan kotor begitu, hai uang seribu ?".
Si uang seribu pun menjawab, "benar, aku memang sangat kotor dan kumal, karena begitu keluar dari bank, aku langsung jatuh ke tangan pedagang kaki lima, tukang parkir bahkan jatuh ke tangan pengemis, pada dasarnya aku banyak beredar di kalangan menengah ke bawah, tapi wahai uang seratus ribu, apakah engkau pernah singgah ke kantung kolekte gereja ? pemilikku sering membawaku ke gereja, mesjid, vihara, serta kuil hindu untuk dijadikan persembahan". Mendengar itu sedihlah si uang seratus ribu, dan iapun berkata kepada si uang seribu, "wahai uang seribu, pemilikku tidak pernah sekalipun membawaku ke tempat-tempat seperti yang engkau sebutkan tadi, ternyata engkau jauh lebih berharga, perjalananmu sangat berarti. Engkau sering bertemu dengan Tuhan, dan engkau jauh lebih berguna dibandingkan dengan aku ini".


* Janganlah meremehkan sesuatu yang terlihat kecil, karena sesuatu yang besar tidak akan berarti jika tidak digunakan untuk kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar